BANJARBARU - Dalam menjawab tantangan di era industri 4.0 Kementerian Pertanian menaruh harapan besar pada generasi milenial. Tantangan atas pembangunan pertanian di Indonesia tak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian itu sendiri.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta agar generasi muda dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian. Mentan SYL optimistis kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah naungan Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas lulusannya.
Salah satu upayanya adalah meningkatkan kualitas Teaching Factory (TEFA) karena melalui TEFA, peserta didik akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha dan memiliki kesiapan untuk terjun di dunia industri yang sebenarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengungkapkan, Kementan melalui SMK-PP, Politeknik atau pendidikan vokasi, akan terus berupaya menghasilkan SDM yang professional, berjiwa wirausaha, dan SDM yang mempunyai daya saing tinggi.
"Salah satu indikasi keberhasilan dari pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh Dunia Usaha atau Dunia Industri (DuDi). Untuk itu kami menerapkan teaching Factory/teaching farm (TEFA) dimana model pembelajaran dalam suasana sesungguhnya (tempat kerja) dan bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai dengan kebutuhkan DuDi," tegasnya.
Maka, guna mendukung TEFA di SMK-PP Negeri Banjarbaru, manajemen sekolah menggelar Pelatihan Pengemasan Produk selama 5 hari, terhitung sejak Senin (24/1/2022), bertempat di Kampus dan Lahan Praktek H. Idak SMK-PP N Banjarbaru.
Pelatihan ini sendiri sesuai arahan dari Kementan agar produk-produk pertanian harus memiliki daya jual yang tinggi dengan pemanfaatan kemasan pada produk, terutama dalam pengembangan produk-produk olahan di Tefa SMK-PP Negeri Banjarbaru.
Seperti dijelaskan oleh Mentan Petani harus jeli melihat peluang yang besar untuk pengembangan produk olahan hasil pertanian sehingga dapat mensupport kekuatan perekonomian negara.
"Selain itu semua usaha dari berbagai komoditas baik sekala besar, menengah maupun mikro agar siap menghasilkan produksi yang berdaya saing,” ujar SYL.
Kali ini pelatihan diikuti 8 peserta yang merupakan tenaga lahan praktek serta 1 orang siswa dari APHP SMK-PP N Banjarbaru. Untuk narasumber sendiri diisi narasumber dari pengusaha biofarmaka di Kalimantan Selatan yaitu Abdi dari PT Sarigading Pusaka Kalimantan.
8 peserta kali ini akan mendapatkan materi berupa Pengemasan Produk, Hubungan Teknik Pengemasan dengan Penjualan, Bahan Kemasan yang Aman, Alat Pencucian, Alat Kemasan Kedap Udara, Alat Penyimpan Dengan Pendingin, Praktek Label dalam Kemasan, dan Design Kemasan.
Ditemui di sela-sela pelatihan, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menjelaskan, “Kita sebagai salah satu UPT Kementan mendapatkan 2 tugas utama, yaitu mencetak Job Seeker dan Job Creator. Maka, kita memerlukan pembinaan yang intensif dan maksimal, maka digelarlah pelatihan ini guna terus meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga produk olahan Tefa menjadi menarik dan tahan lama, serta tentunya dapat diteruskan ilmunya kepada siswa,” papar Budi.[adv]
Penulis : Tim Ekspos SMK PP Negeri Banjarbaru
Tags
sibernews