BANJARBARU – Regenerasi Petani dan Penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian.
Menteri Pertanian, RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimana pun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," kata Syahrul.
"Pendidikan vokasi harus dapat menciptakan generasi milenial yang memiliki karakter seorang petarung, tidak mudah menyerah, dan memiliki jiwa yang tangguh," tambah Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan, sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.
“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” papar Dedi.
Indana dan Maisya, adalah siswi kelas 11 program keahlian agribisnis tanaman pangan dan hortikultura (ATPH) SMK-PPN Banjarbaru yang mengikuti program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) yang ditawarkan oleh Kementerian Pertanian.
Dua siswi yang menamakan kelompoknya Bawang Intan Naisya ini berfokus pada usaha budidaya Bawang Merah. Bermodalkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah dan tekad yang kuat, Indana dan maisya memulai usaha budidaya bawang merah ini sejak mei 2022 lalu.
“Alhamdulillah, hari ini kita panen perdana pada musim tanam kedua setelah kemaren kita gagal panen di tanam pertama,” ucap Indana di sela-sela kegiatan panen perdana, Sabtu (15/4/2023).
“Hari ini kita panen sebanyak 70Kg bawang belum susut, itu dari satu bedeng. Diperkirakan total bawang setelah semua di panen mencapai 560kg,” lanjut Indana.
Menurut Indana, budidaya bawang merah di Kalimantan ini bukan tanpa hambatan. Hal ini dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu. Dan ini lah yang menjadi salah satu faktor gagalnya panen di musin tanam pertama.
Kendati sempat mengalami gagal panen pada tanam pertama, Indana dan Maisya tetap pantang menyerah hingga akhirnya mereka berhasil panen pada tanam kedua.[]
Tags
sibernews