Bersiap Hadapi Fenomena Perubahan Iklim, Kementan Ajak Pertanian Ramah dengan Lingkungan

Bersiap Hadapi Fenomena Perubahan Iklim, Kementan Ajak Pertanian Ramah dengan Lingkungan


BANJARBARU -  Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengajak petani meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Hal ini dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan serta mengantisipasi El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus 2023.

Ini adalah tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo agar seluruh jajaran Kementan membantu petani dan sebagai persiapan dari semua daerah di Indonesia untuk menghadapi El Nino.

“Semua pihak harus bergerak melakukan kolaborasi, adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada. Termasuk dalam menghadapi cuaca ekstrim El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang,” seru Mentan Syahrul.

Fenomena El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya. Yang disebut dari biasanya itu rata-rata curah hujan selama 25 tahun, kalo El Nino itu lebih kering dibandingkan dengan rata-rata selama 25 tahun itu.

Maka, pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan di laksanakan oleh Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan), menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) Vol 4 Edisi 20 Tahun 2023.

Webinar yang di fasilitasi oleh Pusat Pendidikan Pertanian mengambil tema “Bertani Ramah Lingkungan Di Tengah Fenomena Climate Change Tetap Menguntungkan”. MAF kali ini sendiri dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Kementan yaitu SMK-PP Negeri Banjarbaru melalui daring, Sabtu (27/5/2023).

Mengawali dan membuka MAF ini, Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang luar biasa.

“Menghadapi El Nino yang paling penting adalah antisipasi, adaptasi serta mitigasi. Karena saat ini sudah memasuki El Nino yg paling penting adalah bagaimana melakukan adaptasi dan mitigasi,” jelasnya.

Dedi terus mengajak petani untuk bersiap menghadapi El nino dengan pemanfaatan air efisien dan hemat, perbaiki saluran irigasi, pembuatan embung, penggunaan teknologi, penahan air (biochars), dan penggunaan varietas unggul.

Dilanjutkan sambutan Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso. "Kita saat ini di prediksi akan menghadapi fenomena iklim yaitu el nino, dampaknya akan mengurangi curah hujan di Indonesia. Ini akan menjadi tantangan di dunia pertanian, maka perlu dilakukan penderasan tentang pertanian ramah lingkungan melalui kegiatan MAF ini,” ujar Budi.

Webinar MAF ini mengundang 2 narasumber, yaitu Masliyana, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Kalimantan Selatan dan Sunart, petani milenial serta Direktur Bumdes Amanah, Desa Padang Jaya, Kalimantan Timur.


Di kesempatan ini Masliyana memaparkan tentang Budidaya Tanaman Sehat Bagian Penting Dalam Pengendalian OPT.

Masliyana menjelaskan, dengan menerapkan budidaya tanaman sehat, kita dapat memperoleh manfaat yang signifikan dan mencapai pertanian yang berkelanjutan, menjaga kesehatan manusia, dan merawat lingkungan.

Bahkan menurut Masliyana, manfaatnya yang didapat adalah: potensi rendah terhadap serangan hama dan penyakit, produktivitas dan kualitas hasil pertanian meningkat, menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis, melestarikan lingkungan dan menghasilkan produk pertanian yang aman bagi konsumen.

Untuk pemateri kedua, Sunarti menyampaikan materi tentang “Pertanian Ramah Lingkungan Dan Agro Ekowisata”. 

Petani kelahiran 1990 ini berbagi ilmu dan pengalaman tentang Proses olah tanah, Proses persemaian bibit dan pindah bibit, Tanam dan perawatan padi, dan Masa dan pasca panen.

Terakhir, melalui closing statementnya singkatnya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengajak semua petani untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan. Selain itu Kapusdik mengajak petani menerapkan smart farming, mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan melakukan kolaborasi (networking).[]

Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru

Lebih baru Lebih lama